Mantau Sapi lada Hitam dan mantau Capit Kepiting Lada Hitam adalah oleh-oleh khas dari Balikpapan
Monday, February 25, 2013
Bahaya Bermain Pasir di Pantai
Para ilmuan membuat panduan referensi tentang kuman berbahaya di pasir.
Pantai menjadi destinasi berlibur yang menyenangkan. Membuat istana pasir bersama anak-anak atau mengubur badan di pasir dapat melepas rasa penat. Sayang, wisata pantai menyimpan sisi gelap. Pasir menjadi pelabuhan mikroba pembawa penyakit. Tidak ada pula pedoman kualitas pasir di lokasi rekreasi.
Para ilmuan lingkungan Universitas Miami (UM) dan Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat telah membuat referensi kuman berbahaya di pasir, mirip dengan pedoman yang ditetapkan oleh Agensi Perlindungan Lingkungan AS untuk air laut. Laporan ini dipublikasikan pada jurnal Lingkungan & Teknologi Science American Chemical Society.
"Nilai-nilai ini dapat digunakan oleh manajer pantai untuk membuat keputusan tentang kualitas pasir," ujar profesor Departemen Sipil, Teknik Arsitektur, dan Teknik Lingkungan di UM Teknik sekaligus peneliti utama dari proyek ini, Helena Solo-Gabriele.
Para binatang pengunjung pantai seperti anjing, kucing, dan burung menjadi sumber bakteri di pasir. "Eksposur tingkat tinggi mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan penyakit pencernaan pada manusia, sedangkan risiko infeksi bervariasi dalam mikroorganisme yang berbeda," ujar asisten profesor di Program Kesehatan Masyarakat dan Lembaga Studi Lingkungan Hidup, Pelestarian, dan Energi di Universitas Northern Illinois dan penulis pertama studi tersebut, Tomoyuki Shibata.
"Pasir memberikan perlindungan lebih terhadap efek radiasi surya yang memiliki kecenderungan untuk menonaktifkan mikroba dalam air," ujar profesor UM, Solo-Gabriele.
Riset ini juga menemukan anak-anak memiliki risiko penyakit lebih tinggi dari eksposur pantai dan pasir dibanding orang dewasa. Para ilmuan ini kini lebih fokus meneliti perilaku bermain anak-anak di pantai agar dapat memperkirakan tingkat mikroba yang dapat menyebabkan penyakit dan batas yang dapat ditoleransi.
"Orang tua para anak-anak kecil tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap temuan kami. Mereka dapat mengurangi risiko infeksi pada anak dengan praktik kebersihan dasar seperti mencuci tangan sebelum makan atau minum dan mandi," urai Shibata.
Anak Muntah Tiap Minum Obat, Bagaimana Mengatasinya?
MINUM OBAT ternyata tidak selalu mudah bagi setiap orang, khususnya anak-anak. Adakalanya, minum obat jadi pekerjaan sulit karena sosok yang bersangkutan kesulitan mengonsumsinya. Tak jarang, muntah pun tak terhindarkan. Lantas, bagaimanakah cara mengatasinya?
Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dari Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Departemen Ilmu kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan bahwa penyebab anak muntah saat diberi obat ada beberapa sebab.
Pertama, rasanya pahit atau kekentalan obat lebih dari biasanya sehingga anak sulit menelan obat tersebut. Bila setelah obat diberikan dan anak langsung muntah maka obat harus diberikan kembali, biasanya dengan jarak sekira 15 menit. Untuk dosis obat harus diberikan dalam dosis obat yang sama dengan sebelumnya, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.
Namun, jika anak baru muntah setelah 30 menit mengonsumsi obat, maka tidak perlu mengulangi pemberian obat tersebut.
Kapan Obat Diberikan?
Pemberian obat sebelum atau sesudah makan sangat tergantung dari jenis obatnya, terutama daya serap obat tersebut, apakah penyerapan obat lebih baik dalam kondisi perut kosong atau tidak masalah dengan ada tidaknya makanan. Misalnya, obat demam, sebaiknya diberikan setelah makan, sebab dapat menimbulkan sakit lambung.
Cegah Anak Muntah
Untuk mensiasati anak memuntahkan obat, berikan obat sedikit demi sedikit, jangan sekaligus. Termasuk obat dalam bentuk puyer atau sirup yang kental boleh ditambahkan air putih sehingga obatnya menjadi lebih encer dan mudah ditelan oleh anak.
Selain itu posisi tubuh - dalam hal ini posisi kepala - jangan terlalu rendah dari tubuh, sehingga anak sulit menelan. Sebaiknya saat memberikan obat dalam posisi duduk atau kepala lebih tinggi daripada badannya.
Jangan memberikan obat dengan paksaan terutama dengan menutup hidungnya, hal ini akan menyebabkan anak tersedak saat obat masuk ke dalam mulutnya.
Monday, February 11, 2013
Kilang Minyak - Balikpapan
Kilang minyak Balikpapan terletak di tepi Teluk Balikpapan, meliputi areal seluas 2.5 km2 . Kilang ini terdiri dari unit Kilang Balikpapan 1 dan unit Kilang Balikpapan II. Kilang Balikpapan 1 dibangun sejak tahun 1922 dan dibangun kembali pada tahun 1948 dan mulai beroperasi tahun 1950. Sedangkan Kilang Balikpapan II dibangun tahun 1980 dan resmi beroperasi 1 Nopember 1983. Tugas Kilang Balikpapan mengolah minyak mentah menjadi produk-produk yang siap dipasarkan, yaitu BBM dan Non BBM. yang memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya kawasan Timur Indonesia. Lokasi kilang terletak di Jl. Minyak yang berhadapan langsung dengan teluk Balikpapan.
Penangkaran Buaya - Tritip
Penangkaran Buaya ini terletak di Kelurahan Teritip dengan luas areal 5 ha. Jumlah buaya yang ada di penangkaran iniberjumlah 3.000 ekor yang terdiri dari tiga macam jenis, yaitu Buaya Muara, Buaya Supit dan Buaya Air Tawar.Tempat ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat, juga dengan kendaraan umum yaitu angkutan kota No. 7 dengan jarak 27 km dari pusat kota Balikpapan.
Subscribe to:
Posts (Atom)